LSP Penulis & Editor Profesional 2024-09-25

Cara Menghindari Kemubaziran Kata

Photo Asesor

Dalam menulis, baik fiksi, nonfiksi, maupun karya ilmiah kamu harus menghindari pemborosan kata. Hal ini akan menyebabkan kalimat yang ditulis menjadi tidak efektif. Berikut hal-hal yang harus dihindari untuk menghemat penggunaan kata: 

  1. Penggunaan kata yang bersinonim

Hindari kata yang memiliki arti sama, seperti sangat dan sekali, agar dan supaya, dan semacamnya. Contohnya sebagai berikut

“Kamu sangat pintar sekali menulis” → contoh yang salah

“Kamu pintar sekali menulis” atau “kamu sangat pintar menulis”→ contoh yang benar

 

  1. Kesalahan berikutnya yang biasa terjadi adalah penggunaan kata jamak dan berulang.  Perhatikan kata-kata yang mengandung makna jamak, jangan ditambahkan dengan kata ulang yang mengandung makna jamak pula. Contohnya sebagai berikut:

“Ibuku mengoleksi banyak buku-buku dari berbagai penulis”→ contoh yang salah

“ibuku mengoleksi banyak buku dari berbagai penulis atau ibuku mengoleksi buku-buku dari berbagai penulis”→ contoh yang benar

 

  1. Selanjutnya adalah penggunaan kata saling dan verba resiprokal atau kata kerja yang menunjukkan perbuatan yang dilakukan secara berbalasan:

Hal yang perlu diketahui adalah beberapa kata kerja memiliki makna kesalingan, atau resiprokal yang melibatkan lebih dari satu orang. Contohnya seperti berpapasan, berpeluk-pelukan, tembak-menembak, dan sebagainya. Contohnya seperti:

“Adi dan Sari saling berpapasan di gang rumahnya”--> contoh yang salah

Untuk membuatnya efektif, kita masih harus menghapus kata saling menjadi “Adi dan Sari berpapasan di gang rumahnya.”

 

  1. Berikutnya kita dapat mengubah kelas kata dengan pengimbuhan. Misalnya, kata benda yang dapat diubah menjadi kata kerja, untuk mengefisienkan struktur kalimat, kamu dapat menghilangkan predikat dan mengubah objek berupa kata benda menjadi kata kerja. Contohnya kita dapat mengubah kata “melakukan penelitian menjadi meneliti” atau “mengeluarkan pemberitahuan menjadi memberitahukan” atau “meninggalkan kesan menjadi mengesankan”.



  1. Terakhir, penggunaan kata proses dan nomina proses. Kita semua mungkin sudah memahami apitan atau konfiks pembentuk kata benda pe––an memiliki arti ‘proses’. Misalnya, penulisan berarti proses menulis, perekrutan berarti proses merekrut. Jadi, apabila menambah kata proses di depan akan menyebabkan kemubaziran kata. Berikut adalah contohnya:

 

Proses penulisan buku itu sudah hampir selesai”→ contoh yang salah

Penulisan buku itu sudah hampir selesai”→ contoh yang benar

 

“setelah wawancara, tahapan proses perekrutan berikutnya adalah tes tulis”→ contoh yang salah

“setelah wawancara, tahapan perekrutan berikutnya adalah tes tulis”→ contoh yang salah

 

Untuk membuatnya efektif kamu masih harus menghapus kata proses di depannya.

 

Itu dia beberapa tips untuk menghemat penggunaan kata, semoga dapat membantu semua.

Salam kompeten!

 

Penulis: Dimas Adianto

 

  • Share: