LSP Penulis & Editor Profesional 2024-07-07

Pemeriksaan Kondisi Naskah

Photo Asesor

Pemeriksaan kondisi naskah di awal menjadi fondasi bagi seorang editor sebelum mulai melakukan penyuntingan secara menyeluruh (total editing) pada naskah. Hendaknya hal ini tidak dilewatkan oleh seorang editor, karena akan menentukan strategi penyuntingan yang tepat terhadap naskah tersebut. Tahapan pemeriksaan naskah ini mencakup beberapa aspek sebagai berikut.

  1. Kelengkapan Halaman Naskah

Proses ini mencakup pengecekan halaman demi halaman untuk memastikan semua bagian naskah hadir dan disusun secara urut. Penomoran halaman adalah kunci  yang memudahkan referensi silang dan pengecekan ulang konten.

  1. Kelengkapan dan Kejelasan Visual

Untuk naskah yang mengandung elemen visual, seperti diagram, foto, atau ilustrasi, penting adanya daftar gambar dan deskripsi yang jelas dan tepat. Ini memastikan bahwa pembaca dapat mengikuti dan memahami konteks visual dengan tepat.

  1. Kelengkapan Naskah Secara Anatomis

Dari prelims (halaman-halaman pendahuluan), text matter (isi utama), hingga postlims (bagian akhir), setiap bagian harus lengkap dan disusun dengan benar. Ini memastikan struktur buku sesuai dengan standar penerbitan.

  1. Kelengkapan Bagian Isi Naskah

Bagian isi naskah merupakan bagian pokok yang harus tersaji secara lengkap dan terstruktur. Pemeriksaan pada bagian ini harus dilakukan dengan saksama. Pastikan semua bab yang direncanakan penulis hadir di dalam bagian isi ini. Periksa juga apakah setiap bab telah tersaji secara sistematis, sesuai dengan pola pengembangan naskahnya. Pengecekan silang dapat dilakukan dengan dipandu daftar isi pada naskah.

Seorang editor harus menghadapi tugas pemeriksaan awal ini dengan antusiasme dan kesiapan untuk menerima apa pun kondisi naskahnya. Anggap saja sedang membuka sebuah paket yang belum diketahui isinya. Keluhan terhadap naskah yang kurang sempurna tidak seharusnya menjadi fokus. Sebaliknya, ini merupakan kesempatan untuk menunjukkan keahlian dan nilai tambah seorang editor. 

Pengalaman mengajarkan bahwa tidak semua penulis dapat menyerahkan naskah dengan kondisi sempurna, dan itulah mengapa peran editor menjadi penting dalam proses penerbitan. Tidak berlebihan mengatakan bahwa naskah yang tidak sempurna adalah takdir seorang editor. 

Langkah penting lainnya setelah menerima naskah adalah pembuatan salinan. Bekerja dengan fotokopi naskah, bukan dengan naskah asli, merupakan praktik standar. Ini bertujuan menjaga naskah master tetap aman dan tidak hilang sehingga selalu tersedia sebagai rujukan utama selama proses editorial. Melalui tahapan-tahapan ini, editor memastikan bahwa setiap aspek naskah telah diperiksa dan disiapkan dengan teliti sebelum masuk ke proses penyuntingan yang lebih mendalam.

Pemeriksaan kondisi naskah di awal menjadi fondasi bagi seorang editor sebelum mulai melakukan penyuntingan secara menyeluruh (total editing) pada naskah. Hendaknya hal ini tidak dilewatkan oleh seorang editor, karena akan menentukan strategi penyuntingan yang tepat terhadap naskah tersebut. Tahapan pemeriksaan naskah ini mencakup beberapa aspek sebagai berikut.

  1. Kelengkapan Halaman Naskah

Proses ini mencakup pengecekan halaman demi halaman untuk memastikan semua bagian naskah hadir dan disusun secara urut. Penomoran halaman adalah kunci  yang memudahkan referensi silang dan pengecekan ulang konten.

  1. Kelengkapan dan Kejelasan Visual

Untuk naskah yang mengandung elemen visual, seperti diagram, foto, atau ilustrasi, penting adanya daftar gambar dan deskripsi yang jelas dan tepat. Ini memastikan bahwa pembaca dapat mengikuti dan memahami konteks visual dengan tepat.

  1. Kelengkapan Naskah Secara Anatomis

Dari prelims (halaman-halaman pendahuluan), text matter (isi utama), hingga postlims (bagian akhir), setiap bagian harus lengkap dan disusun dengan benar. Ini memastikan struktur buku sesuai dengan standar penerbitan.

  1. Kelengkapan Bagian Isi Naskah

Bagian isi naskah merupakan bagian pokok yang harus tersaji secara lengkap dan terstruktur. Pemeriksaan pada bagian ini harus dilakukan dengan saksama. Pastikan semua bab yang direncanakan penulis hadir di dalam bagian isi ini. Periksa juga apakah setiap bab telah tersaji secara sistematis, sesuai dengan pola pengembangan naskahnya. Pengecekan silang dapat dilakukan dengan dipandu daftar isi pada naskah.

Seorang editor harus menghadapi tugas pemeriksaan awal ini dengan antusiasme dan kesiapan untuk menerima apa pun kondisi naskahnya. Anggap saja sedang membuka sebuah paket yang belum diketahui isinya. Keluhan terhadap naskah yang kurang sempurna tidak seharusnya menjadi fokus. Sebaliknya, ini merupakan kesempatan untuk menunjukkan keahlian dan nilai tambah seorang editor. 

Pengalaman mengajarkan bahwa tidak semua penulis dapat menyerahkan naskah dengan kondisi sempurna, dan itulah mengapa peran editor menjadi penting dalam proses penerbitan. Tidak berlebihan mengatakan bahwa naskah yang tidak sempurna adalah takdir seorang editor. 

Langkah penting lainnya setelah menerima naskah adalah pembuatan salinan. Bekerja dengan fotokopi naskah, bukan dengan naskah asli, merupakan praktik standar. Ini bertujuan menjaga naskah master tetap aman dan tidak hilang sehingga selalu tersedia sebagai rujukan utama selama proses editorial. Melalui tahapan-tahapan ini, editor memastikan bahwa setiap aspek naskah telah diperiksa dan disiapkan dengan teliti sebelum masuk ke proses penyuntingan yang lebih mendalam.

Penulis: Admin

  • Share: