LSP Penulis & Editor Profesional
2024-09-18
Mengapa Buku Ajar Tidak Seperti Buku Ajar?
Mungkin maksud penulis membuat buku sebagai bahan pembelajaran (di pendidikan tinggi), tetapi “rasanya” seperti buku referensi.
Ini lima deteksi mengapa buku ajar tidak tergolong buku ajar.
- Buku ajar tidak disusun berbasis RPP sehingga tidak jelas capaian pembelajaran apa yang hendak dituntaskan di dalam materi buku. Hal ini juga tidak tergambar di bagian Petunjuk Penggunaan Buku (atau malah tidak ada).
- Buku ajar tidak memuat asesmen, baik formatif maupun sumatif. Dengan demikian, tidak terdapat uji capaian pembelajaran sesuai dengan materi yang disajikan.
- Bobot tiap bab materi tidak setara sehingga sebagai materi pembelajaran terdapat ketidakseimbangan pembelajaran. Sesuatu yang bakal menyulitkan mahasiswa.
- Buku kurang memasukkan pemikiran atau hasil penelitian penulisnya yang terkait dengan materi pembelajaran sehingga kurang mengandung orisinalitas dan novelty.
- Buku tidak mencerminkan adanya tacit knowledege yang diubah menjadi explicit knowledge oleh penulisnya. Pengalaman penulis yang menguasai materi secara praktis tidak terlihat.
Demikian 5 ciri yang membuat buku ajar menjadi “kurang ajar” 😊 alias tidak relevan sebagai buku ajar.
Salam insaf!
Penulis: Bambang Trim
*Penulis adalah akademisi dan praktisi di industri penulisan dan penerbitan dengan pengalaman 30 tahun. Ia telah menulis 300+ buku dan menyunting ribuan naskah buku. Ia juga menjadi perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia. Kini, ia menjadi Direktur LSP Penulis dan Editor Profesional; Anggota Komite Penilaian Buku Teks di Pusat Perbukuan, Kemendikbudristek; dan pendiri Institut Penprin.